Menko Luhut: Apa yang Diperintahkan Presiden Tak Ada yang Tak Bisa Saya Selesaikan
Luhut Binsar Panjaitan akhirnya bereaksinya terkait adanya anggapan bahwa dirinya menjalanan banyak fungsi sebagai menteri.
Terlebih baru-baru ini Luhut Binsar Panjaitan ditunjuk untuk menangani Covid-19 di 9 provinsi.
Dengan berbagai tugas yang didapatkannya itu, Luhut dijuluki sebagai Menteri Segala Urusan.
Apalagi sekarang kewenangannya ditambah mengurusi investasi dengan jabatan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi.
Dilansir TribunJakarta.com dari program acara Mata Najwa pada Kamis (24/9), Luhut Binsar Panjaitan menanggapi adanya isu tersebut.
Hal itu bermula ketika pembawa acara Najwa Shihab mempertanyakannya.
"Penunjukkan tugas khusus yang diberikan Presiden Jokowi itu menambah persepsi bahwa Luhut Binsar Panjaitan memang Menteri Segala Urusan, semuanya bisa diurus. Bagaimana pendapat bapak?" tanya Najwa Shihab.
Dengan tegas, Luhut menyampaikan tidak ada masalah dengan persepsi tersebut.
"Itu haknya orang, yang penting tugasnya bisa diselesaikan atau tidak. Saya pikir selama ini apa yang diperintahkan Presiden tak ada yang tak bisa saya selesaikan," ujar Luhut Binsar Panjaitan.
Tak puas dengan reaksi Luhut, Najwa Shihab lantas mencecarnya kembali.
"Bahwa ada anggapan Pak Luhut itu powerful alias sangat berkuasa, gelarnya harusnya perdana menteri?" ucap Najwa Shihab.
"Ya kan anda lihat saya biasa aja, tak ada yang berubah dari saya," tegas Luhut Binsar Panjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan usai menghadiri Konsultasi Nasional (Konas) HKBP, di Gedung Sopo Marpingkir, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (10/7/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/NAWIR ARSYAD AKBAR) Menko Luhut menegaskan, tak cuma dirinya yang tidak berubah namun keluarganya pun biasa saja, tak mengalami perubahan apapun.
"Dari saya aktif tentara, terus berdagang dan seperti ini ya tidak ada yang berubah. Saya gak merasa ada yang lebih, saya hanya mengerjakan tugas yang diberikan atasan," beber Luhut Binsar Panjaitan.
Ia menyatakan, kerap menekankan seluruh pekerjaan dengan hasil bersama tim.
"Apapun hasilnya itu pekerjaan tim tetapi kalau gagal itu tanggung jawab saya," imbuh Luhut Binsar Panjaitan.
Lebih lanjut, Luhut menuturkan penugasannya untuk menangani Covid-19 itu hanya bersifat seperti operasi khusus.
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan saat meresmikan PLTSa Merah-Putih Bantar Gebang, Kota Bekasi, Senin, (25/3/2019). (TribunJakarta/Yusuf Bachtiar) "Saya menajamkan apa yang sudah ada. Apa yang dilakukan Dony dan Terawan itu bagus, nah saya tinggal menanjamkannya," papar Luhut.
Luhut lantas mengaku berbeda gaya dengan Menkes Terawan dan Ketua Satgas Covid=19 Doni Monardo.
"Gaya saya berbeda memang dengan mereka dan itu lebih efektif," terang Luhut.
Sebelumnya, Menko Luhut sempat menyinggung mengenai nyinyiran Menteri Segala Urusan di depan DPR RI.
"Kementerian Lembaga yang ada di bawah koordinasi Kemenko Marves ada di slide berikut ini. Jadi kalau ada orang agak nyinyir bilang saya kok ngerjain banyak, memang pekerjaan itu, di militer ada disebut ada tugas pokok dan tugas terkandung. Tugas terkandung itu adalah tugas yang timbul akibat dari tugas pokok itu," kata Luhut di hadapan Ketua dan Anggota Banggar DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (22/6/2020).
Sehingga wajar bila banyak masalah kemudian ujung-ujungnya ditangani oleh dirinya.
Sebab, menurut Luhut tidak ada suatu masalah yang bisa diselesaikan sendiri-sendiri, semua saling berkaitan, saling terintegrasi.
"Jadi menyelesaikan masalah itu harus terintegrasi. Tidak ada satu masalah yang bisa selesai tanpa terintegrasi. Jadi itu pengalaman saya selama saya menjadi seorang perwira, kemudian pengusaha, Dubes, beberapa kali menjabat di Menteri," ucapnya.
Untuk itu, Luhut mengingatkan pihak yang suka 'nyinyir' untuk jangan heran bila kemudian banyak tugas negara, lantaran masih ada pihak yang enggan memahami tugas-tugas pejabat negara tersebut.
"Jadi kalau ada yang tidak paham, ya itulah selama ini masalah di kita banyak yang tidak tuntas masalahnya," imbuhnya. (*)