Viral Suami Pilih Cerai Daripada Nafkah Rp 1 Juta Perbulan Buat 2 Anak, Wanita Ini Curhat di TikTok
Baru-baru ini media sosial viral soal curhatan wanita yang diceraikan suaminya gegara meminta nafkah Rp 1 Juta perbulan.
Rupanya wanita itu mengaku meminta nafkah sebesar itu lantaran sudah memiliki dua anak.
Sebelumnya, ia mengaku tak diberi nafkah oleh suaminya hingga harus dibantu ayahnya, namun semenjak ayahnya sakit, ia tak bisa lagi mendapatkan bantuan keuangan.
Kisah itu diunggah oleh akun TikTok @khoirohummah, Jumat (18/9/2020)
Video curahan hati (curhat) yang menjadi viral tersebut telah ditonton sebanyak 2 juta kali.
"Punya mantan suami, entah gua keterlaluan apa gimana.
• Kok Bisa Meggy Wulandari Nikah Siri dengan Pria M, Padahal Baru Saja Ceraikan Kiwil: Aku Jatuh Cinta
• Gisel Singgung Balikan dengan Papa Gempi, Gading Marten Pastikan Belum Mau Menikah: Nggak Dulu Deh!
• Baju Kodok Dipakai Yuni Shara Mendadak Jadi Sorotan Publik, Netizen Heboh: Cantik Kak!
• Banyak Terkecoh Jika Ariel Tatum, Anya Geraldine dan Wika Salim Beda Tipis Bagian yang Ini Rupanya
Cuma gara-gara gua kasih pilihan.
Pilih mundur apa kasih nafkah 1 juta perbulan untuk 2 anak.
Karna gua cape udah nikah minta makan sama bokap gua.
Dan dia memilih nyerah dan mundur.
Dan disitulah cerita ending perceraian terjadi," tulis pengunggah.
Viral (ist)
Konfirmasi Tribunnews
Saat dihubungi, perempuan bernama Ummah (27) itu menyampaikan cerita di balik unggahannya.
Ibu rumah tangga asal Bogor, Jawa Barat, ini mengaku menikah dengan mantan suami pada 2014 silam.
Keduanya bercerai pada 2017, setelah Ummah memberikan pilihan mundur atau memberi nafkah Rp 1 juta itu.
Ia mengatakan, mantan suaminya itu tak pernah memberikan nafkah padanya.
Ummah baru mendapat sejumlah uang, saat tengah mengandung dan tak lagi bekerja.
"Dari setelah nikah memang enggak pernah dikasi gaji sama dia," ungkapnya kepada Tribunnews.com, Senin (21/9/2020).
"Mungkin dia menyepelekan nafkah, karena aku juga bekerja."
"Setelah hamil dan enggak punya pemasukan, dia sempat ngasih tapi enggak seberapa."
"Kadang Rp 10 ribu, Rp 15 ribu. Enggak rutin setiap hari," jelas Ummah.
Dirinya berujar, mendapat bantuan dari orangtua saat masih bersama sang mantan suami.
"Aku bisa bertahan saat enggak kerja, karena masih ada bapak aku yang bantu."
"Dia kasih aku Rp 20 ribu sehari, jadi aku masih bisa bersyukur saja," ungkapnya.
Mantan suaminya itu juga sering membeli barang yang bukan untuk kebutuhan rumah tangga.
Bahkan, biaya lahiran anak kedua Ummah saat itu harus dibantu oleh ibu mertuanya.
"Aku suruh nabung untuk melahirkan, uangnya pun malah untuk beli PC komputer."
"Aku tanya untuk apa, dia hanya jawab cuma untuk main game, bukan karena ada usaha."
"Akhirnya biaya lahiran pun dari ibu mertua," terang perempuan itu.
Sebelum terjadi perceraian, Ummah sempat bekerja lagi demi kebutuhannya dan sang anak.
Saat itu, ia masih berharap sikap suaminya saat itu berubah menjadi lebih baik.
"Setelah melahirkan, aku kerja lagi karena kebutuhan gede," katanya.
"Aku enggak minta cerai dari awal, karena ada bapak yang bantu."
"Berharap dengan adanya anak kedua, dia akan sadar," imbuh dia.
Ummah lalu meminta suaminya saat itu untuk memberikannya nafkah.
Ia pun mencurahkan semua keluhannya selama menikah.
"Saat itu bapak aku jatuh sakit, di situ dia sudah enggak bisa bantu aku lagi."
"Aku menuntut suami karena aku udah buntu. Aku bilang selama menikah enggak pernah dapat nafkah."
"Untuk kali ini aku minta Rp 1 juta per bulan, karena anak sudah dua," jelasnya.
Namun, suaminya saat itu tak menghiraukan permintaannya.
Ummah pun sudah tak tahan lagi, dan akhirnya memberikan dua pilihan tersebut.
"Sampai emosi meledak saya marah sejadi-jadinya, dan bikin pertanyaan."
"Aku berharap dia jawab, diusahain atau apa. Tapi dia milih pergi," ungkapnya.
"Sampai sekarang pun anaknya enggak diingat sama dia," pungkas Ummah.
(Tribunnews.com/Nuryanti)